WartaNegeriku.id — Di tengah dominasi pembangunan nasional yang kerap terpusat di kota besar, sosok Hj. Eva Susanti, mencuat sebagai wakil daerah yang konsisten memperjuangkan pemerataan pembangunan. Ia memainkan peran penting melalui Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia.
Komite II merupakan alat kelengkapan tetap di DPD Republik Indonesia yang membidangi urusan strategis, mulai dari pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup, hingga pemberdayaan ekonomi kerakyatan, perindustrian, perdagangan, dan pembangunan daerah tertinggal.
“Komite II bukan sekadar pembahas kebijakan. Kami hadir untuk memastikan suara dan kebutuhan daerah, benar-benar terdengar di tingkat nasional.” ujar Hj. Eva Susanti dalam wawancara bersama wartawan.
Ia menegaskan bahwa peran aktif Komite II, termasuk dalam Kunjungan Kerja (Kunker) ke berbagai daerah, merupakan bentuk nyata keterlibatan DPD Republik Indonesia dalam menyerap aspirasi masyarakat. Seluruh masukan itu, menjadi dasar penyusunan kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat.
“Pembangunan tidak boleh hanya fokus di kota besar. Harus ada ruang partisipatif bagi daerah, agar arah kebijakan nasional sesuai dengan karakteristik lokal.” tegas sosok yang berasal dari Kecamatan Batang Hari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), itu.
Sebagai senator, sebutan untuk Anggota DPD Republik Indonesia, Hj. Eva Susanti dikenal karena konsistensinya dalam mengawal isu strategis seperti ketahanan pangan, pembangunan infrastruktur pedesaan, hingga pelestarian lingkungan. Ia kerap menyuarakan kepentingan Sumsel dalam sidang dan forum nasional.
Dengan semangat membangun dari pinggiran, Hj. Eva Susanti bersama Komite II, terus mendorong kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah. Visi mereka adalah menciptakan pembangunan Indonesia yang lebih inklusif dan merata.
“DPD RI punya tanggung jawab moral dan konstitusional untuk memastikan pembangunan benar-benar menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kami hadir untuk melengkapi dan mengawal, bukan bersaing.” pungkasnya. (abd)